Google

Google

VIDEO

My Lovely Family

Eskalator Berisiko bagi Lansia

Para orang lanjut usia atau lansia berisiko menggunakan eskalator.Untuk itu, mereka perlu didampingi agar terhindar dari kecelakaan. PENGELOLA gedung atau pusat perbelanjaan perlu berhati-hati dalam mengoperasikan eskalator atau tangga berjalan di lingkungannya. Berikan pendampingan kepada para lansia yang hendak menggunakan eskalator. Sebab, berdasarkan penelitian para ilmuwan dari Indiana University School of Medicine, banyak kecelakaan yang menimpa para lansia saat menggunakan eskalator.

’’Sebenarnya, semua orang punya risiko yang sama saat menggunakan eskalator dan bisa menimbulkan cedera. Namun, bagi para lansia, risiko mengalami kecelakaan saat menggunakan eskalator jauh lebih besar,” jelas Dr Joseph O’Neil, peneliti dari Indiana University School of Medicine, seperti dilansir jurnal Accident Analysis and Prevention,pekan ini. O’Neil menjelaskan, tingginya risiko kecelakaan yang dialami para lansiasaatmenggunakaneskalatorterjadi karena faktor keseimbangan tubuh mereka mulai menurun. Karena faktor keseimbangan yang sudah menurun itu, biasanya jenis kecelakaan yang sering dialami mereka adalah terpeleset,tersandung,dan terjatuh.

Kecelakaan di eskalator yang dialami para lansia itu tidak bisa dianggap remeh karena menimbulkan cedera yang parah.Cedera yang biasa dialami mereka,antara lain memar di kepala, kaki terkilir, patah tulang bahu atau lengan. Pasalnya,kondisi tubuh mereka pun sudah renta sehingga sangat lemah berbenturan dengan benda keras. Berdasarkan survei yang dilakukan O’Neil dari data Komisi Keselamatan Konsumen dan Produk Amerika Serikat (AS), antara 1991–2005 tercatat ada 39.850 kasus kecelakaan di eskalator yang dialami lansia berusia lebih dari 65 tahun.Para korban kerap dilarikan ke rumah sakit karena kasus itu.

Jumlah kecelakaan di eskalator selama masa penelitian cenderung meningkat setiap tahun. Sebanyak 80% merupakan jenis kecelakaan tunggal, sedangkan korbannya sekitar tiga perempat adalah perempuan.Kecelakaan tunggal akibat terpeleset, tersandung, dan terjatuh mencapai 84,9%. Sementara itu, sebanyak 40% kecelakaan terjadi saat lansia akan melangkah pertama kali atau turun dari eskalator. Jumlah kecelakaan karena kehilangan keseimbangan atau pingsan saat naik eskalator hanya 6%. Sebanyak 3% mengalami kecelakaan karena tas, sepatu, atau baju mereka tersangkut. Sementara 3% lainnya timbul karena berbenturan dengan orang lain di eskalator.

Untuk jenis cedera, sebanyak seperempat korban hanya cedera ringan dan seperempat lainnya cedera pada bagian kepala.Per-sentase untuk cedera ringan mencapai 54,2%, diikuti luka gores 22,3%,dan patah tulang 15,6%.Kebanyakan para lansia mengalami cedera pada bagian kepala. Berdasarkan data-data yang diperoleh, para ilmuwan memprediksi probabilitas atau kemungkinan terjadi kecelakaan di eskalator adalah4,4padasetiap100.000orang lansia berumur antara 65–69 tahun. Peluang itu lebih besar sekitar 13,3 per 100.000 orang lansia yang berumur antara 80–84 tahun.

’’Jadi, sebaiknya para lansia saat naik eskalator tetap tenang dan jangan mencoba sambil berjalan. Selain itu, jangan membawa barang-barang terlalu berat dan menggunakan pakaian yang berjumbai. Hal itu untuk memperkecil kecelakaan saat naik eskalator,” paparnya. O’Neil menambahkan, sebaiknya para lansia yang kesulitan berjalan dan menjaga keseimbangan meminta bantuan para operator eskalator atau petugas keamanan. Apalagi jika eskalator yang akan dilalui jumlahnya cukup banyak untuk mencapai tempat yang lebih tinggi. ’’Para pengelola gedung bertingkat atau tempat perbelanjaan sebaiknya menyiapkan operator yang bersiaga untuk menjaga keselamatan para pengunjung, khususnya para lansia,”pungkasnya.

Tidak ada komentar: