Google

Google

VIDEO

My Lovely Family

SEDEKAH MEMBAWA KESELAMATAN

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridlaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka. Seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang dislram oleh hujan lebaf, maka kebun itu men ghasilkan buahnya due kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu perbuat.”(QS. Al Baqoroh 265)

Cinta harta merupakan fitrah manusia pertanda normal adanya. Harta dapat membuat orang jadi celaka atau bahagia, tinggal bagaImana cara ía men gelola den memanfaatkannya. Harta bagai air laut yang asin rasanya, semakin diminum semakin haus dibuatnya.
Ketika manusia berada pada posisi miskin, ia beranda dalam batin. Jika aku sudah kaya, tidak akan ngotot bersusah payah mencari harta, toh hidup sudah terjamin.

Namun kenyataan lain ketika a berada di atas angin. Justru akan semakin menggebu-gebu dalam memburu. Harta terus dicarinya dengan bersungguh-sungguh, dia upa pada cita-citanya yang dahulu.Maka dalam mencad harta, agar tidak salah langkah dan celaka, agama memberikan landasan utama dengan menanamkan fiat, semata-mata ibadah kepadaNya.

Dengan niat yang benar akan membuahkan sikap yang kokoh dan tegar dalam mencari harta a kejar, sehingga tidak akan melenceng alias nyasar, karena ia tahu tujuan yang kelak akan dipertanggungjawabkan di alam mahsyar (han kebangkitan).

“Sesungguhnya jika seorang muslim member! kan naf kah kepada keluarganya dengan men gharapkan pahala dan Allah, maka yang demikian itu dihitung sebagai shodaqoh baginya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


Agama islam dengan tandas dan jelas mengarahkan, cara mencari nizki untuk makan dan lain-lain keperluan. Agar tidak salah jalan, maka tancapkan niat dalam-dalam, dengan niat beribadah kepada Allah dan mengharap pahala kepada Allah Yang Maha Rahman. Dengan demikian akan mantap dan tidak salah sasaran. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan pos-pos penghasilan. Jangan salah dalam membagi dan mengeluarkan, agar selamat, barokah dan aman. Logikanya harta bila dibelanjakan akan bekurang namun lagi-lagi agama secara misteni mengajarkan bahwa harta tidak akan habis dibelanjakan bahkan akan bertambah secara menyenangkan, memang ni sulit dilogikakan, namun inilah ajaran dan Yang Maha Rahman, yang harus diyakini dan diamalkan agar harta barokah dan hati terasa sejuk dan nyaman.

“Maha bertaqwa!ah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan nafkahkanlah nafkah yang balk untuk dinimu. Dan barangsiapa yang dipelihara darikekikiran dirinya,maka mereka itulah orang orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang balk, niscaya Allah men ggandakan (pembalasan) kepadamu dan men gampunI kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.”
(QS.AtTaghobun: 16-17)

Katakanlah : “Sesungguhnya RobbKu melapangkan nizki bagi siapa saja yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan men yempitkan (siapa saja yang dikehendakiNya). Dan barangsiapa yang kamu nafkahkan makaAllah akan menggantiNya dan Dialah Pemberi Rizki yang sebaik-baiknya”.
(QS. Saba’: 39)

Begitu tinggi dan misted nilal infaq atau sedekah bahkan dapat meredam amarah Allah, dan menyelamatk dan kematian yang buruk.

“Sesungguhnya shodaqoh itu benar-benar akan memadamkan kemurkaan Robb (Tuhan) dan mencegah dan kemafian yang buruk” (HR. Tirmidzi)

Sebagai pemantap dan bukti yang pernah terjadi, kami nukilkan kisah dan buku “Mm Ajaibish Shodaqoh” (Shodaqoh Memang Ajaib) yang ditulis oleh Kholid bin Sulaiman Arrobi, seorang dokter menelepon seorang suami yang istdnya sedang berbaring sakit di rumah sakit. Dokter memberitahukan bahwa si istri sedang kritis. Dan kacamata medis harapan sembuh sangat tipis. Sang suami sangat sedih campur pesimis, namun ia mencari solusi yang cukup membuat optimis, solusi secara agamis. a segera bergegas dengan mengeluarkan shodaqoh berupa emas milik istrinya. Beberapa saat kemudian, suami kembali ke rumah sakit guna mengharap mukjizat. Setelah ketemu, sang dokter memberitahu dengan penuh hormat, bahwa si istri selamat. Pada saat beberapa waktu yang lewat (disaat suami menyampaikan shodaqoh) akhirnya si istri dipindah dan ruang ICU ke kamar perawatan biasa. Alhamdulillah berkat shodaqoh istd bisa sembuh dan pulang ke rumah.

Suatu saat kami sedang bertugas memberi khutbah nikah di Kauman kota Sidoa Disamping kami ada orang tua yang masih tergolong famili jugs. Beliau berkisah, bahwa ibu si kemanten yang bernama Suudah telah wafat sekitar puluhan tahun lamanya, namun jasad dan kain kafannya masih utuh keadaannya. Sayajadi heran dan terperangah dibuatnya. Menurut kisah si bapak tua, ketika kakek si kemanten wafat dan akan dikebumikan, sikemanten turun kegalian untuk melihat ibunya yang telah dikebumiican puluhan tahun silam. Betapa kaget campur heran, karenajasad si ibu (Suudah) yang berada berdampingan dengan galian kakeknya yang akan dikuburkan, temyata masih utuh bersar id kain kafan. Rupanya orang tua tadi penasaran dan akhirnya beliaupun ikut turun untuk membuktikan, ternyata benar setelah tangan beliau disentuhkan, jasad dan kain kafan masih utuh menyelimuti badan. Kami bertanya secara Spontan, “Apa gerangan amal yang pernah dilakukan?”. Beliaupun menyampaikan bahwa almarhumah adalah orang yang sangat sabar dan sopan. Satu sisi yang Sangat mengesankan kata beliau, Bahwa ketika almarhumah menjual daging dipasar Sidoa rupanya bobot timbangan nampak lebih dad transaksi penjualan. Kemudian sang adik yang ikut membantu bertanya penuh heran, mengapa bobottimbangan kok lebih dad pemiintaan. Dijawab oleh almarhumah, memang timbangan dibuatlebih agardaging bisacukupdimakan, karena si pembeli adalah orang miskin yang kekurangan!”

Mendengar penjelasan si bapak tua, bulu kuduk saya jadi ikut berdid, terham akan kesabaran, kemurahan dan kemuliaan almarhumah. Aflahu Akbardi dunia saja sudah demikian dimulyakan oleh Allah dengan utuhnya jasad almarhumah, apalagi kelak di akherat,. ni berkatjiwa yang sabarsuka bershodaqoh yang didasad dengan keikhlasan.











Tidak ada komentar: